Skinny Love
Suasana di Warnyo sudah mulai membaik, walaupun chat Arsen belum juga dibalas oleh Adel setidaknya mood Arsen sudah kembali. Arsen tertawa karena tingkah konyol si Jeri yang sedari tadi memperagakan Mamat si orang gila di komplek rumah nya. Jeri si pencair suasana
Tinggg Tiba-tiba suara notif whatsapp di handphone Arsen berbunyi. Dibuka nya handphone tersebut dan dilihat siapa yang mengirimkan pesan kepada nya, apakah itu Adel yang sudah membalas pesan nya atau hanya pesan dari orang tidak penting. Benar saja, itu hanya pesan dari orang yang benar-benar tidak penting bagi Arsen. Tasya. Pesan itu dari Tasya, anak baru yang sudah sok akrab dengan Arsen. Langsung Arsen membuka akun private nya di Twitter dan mengirimkan sebuah tweet disana. Entahlah, membuka akun private nya hanya untuk sekedar mencurahkan apa yang sedang ia rasa adalah sebuah kebiasaan. Raut wajah Arsen langsung berubah dan mulutnya berdecak
Jeri, Nathan, dan Yuda yang sedang tertawa tiba-tiba mendengar suara decakan dari Arsen dan mereka langsung melihat ke raut wajah Arsen yang sudah berubah. “Kenapa lo? kok muka lo ga enak lagi” Tanya Nathan. Arsen diam, ia memberikan handphone nya ke teman-teman nya untuk mereka lihat bahwa perempuan yang tadi sempat ia bahas dengan teman-teman nya kini mengirimi Arsen sebuah pesan yang entah bisa Arsen terima atau tolak. Arsen bingung karena ia selalu memiliki rasa tidak enak terhadap orang lain. Ia cenderung selalu memikirkan perasaan orang lain ketimbang diri nya sendiri. Ia boleh saja bicara bahwa ia sangat amat tidak peduli tapi karena sifat tidak enakan nya ia selalu berpikir dua kali
“Ribet banget segala minta ajarin sama lo, bego banget apa dia?” Oceh Yuda dan Arsen melihat ke arah Yuda “I dont really know tapi kemarin dia tiba-tiba tanpa gue tanya cerita ke gue kalo sebelumnya di sekolah lama dia tuh dia ambil jurusan ipa terus dia masuk sini ambil jurusan ips dengan embel-embel dia mikirnya kalo ips tuh lebih gampang, makanya tuh dia minta ajarin gue tentang mata pelajaran di ips” Jelas Arsen. “Halah anying itu mah modus aja. Gue kira dia asik taunya diem-diem jadi ular sanca dia yah aduh aing mah kesel banget” Oceh Jeri. Jeri orang Sunda, dia selalu bilang bahwa dirinya tidak bisa bahasa Sunda tetapi setiap ia mengomel ia selalu memakai bahasa sunda walaupun bahasa nya masih dicampur.
“Jadi gimana? lo mau ajarin dia sen?” Tanya Nathan dan Arsen hanya menaikkan kedua bahu nya pertanda ia tidak tahu. “Tapi mungkin bisa aja sih dia beneran ngga tau apa-apa tentang matpel di ip—” Omongan Yuda terhenti “Halah apaan kalo dia gatau apa-apa mah ngapain yah anjing pake segala pindah jurusan. Orang mah diem aja di jurusan yang pernah dia pelajarin. Riweuh pisan ih” Sela Jeri. Arsen masih diam mendengar omongan teman-teman nya itu tetapi Arsen juga berpikir tentang apa yang di katakan Yuda, bisa jadi memang perempuan itu benar-benar membutuhkan pertolongan nya.
“Pikirin baik-baik ya sen, kalo mau bantu ya gapapa kita dukung juga. Jadi kalo ada hal yang dia tanya dan lo gatau, lo bisa tanya ke kita. Tapi sebelum itu lo pikirin dulu baik-baik, lo bener mau bantu atau cuma terpaksa karena rasa ga enakan lo itu. Kita bertiga tau lo sen, lo susah nolak permintaan siapapun karena lo selalu mikirin perasaan orang lain ketimbang diri lo sendiri” Jelas Nathan yang terlihat sedikit khawatir karena teman nya sedang kebingungan. “Iya tan, makasih banyak. Lo juga jer, Yud makasih. Nanti gue pikirin” Jawab Arsen